Ki Ageng Gribig, nama yang tidak asing bagi masyarakat Seputar Klaten, bahkan ketika mendengar nama tersebut ingatan kita akan langsung tertuju pada istilah Yaqowiyu. yaitu acara sebaran apem, nama apem merupakan saduran dari bahasa Arab "Affan", yang bermakna Ampunan. Tujuannya, agar masyarakat selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta.
Adat kebudayaan ini dikenalkan oleh Ki Ageng Gribig yg nama aslinya Wasibagno Timur atau Syekh Wasihatno, merupakan keturunan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit. Beliau seorang ulama besar yang memperjuangkan Islam di pulau Jawa, tepatnya di Desa Krajan, Jatinom, Klaten.Ki Ageng Gribig memiliki jasa besar pada Kerajaan Mataram. Hingga Sultan Agung bermaksud untuk mengangkat Ki Ageng Gribig sebagai Bupati Nayaka. Namun, Ki Ageng Gribig tidak bersedia dan lebih memilih menjadi ulama dari pada jadi pejabat. wooow luar biasa :)
Sebutan Ki Ageng Gribig melekat pada diri beliau konon dikarenakan kesukaan Ki Ageng Gribig tinggal di rumah beratap gribig (anyaman daun nyiur).
Mesjid Alit, adalah mesjid pertama yang dibangun di Jatinom, adalah buah tangan Ki Ageng Gribig. Kemudian atas perintah Sultan Agung, Ki Ageng Gribig mendirikan mesjid baru yang jauh lebih besar. Mesjid yang berjarak hanya 100 meter dari Masjid Alit ini diberi nama Mesjid Besar Jatinom.